Baju Gagrak Jogja: Sejarah, Filosofi, dan Cara Mendapatkannya
Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa yang menyimpan kekayaan budaya luar biasa tidak pernah berhenti menjaga dan melestarikan warisan leluhur yang adiluhung, salah satunya melalui tradisi mengenakan busana adat Gagrak Ngayogyakarta yang telah menjadi bagian integral dari identitas masyarakat Yogyakarta. Sebagai bekas pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam yang penuh dengan nilai-nilai luhur dan filosofi mendalam, Yogyakarta mewariskan berbagai tradisi budaya yang hingga kini masih dijaga dengan sangat baik oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari Keraton, pemerintah daerah, hingga rakyat biasa. Baju gagrak Jogja bukan sekadar pakaian tradisional biasa yang hanya dikenakan pada acara-acara tertentu saja, melainkan sebuah simbol jati diri yang sarat dengan makna filosofis, mengandung nilai-nilai kebijaksanaan hidup, serta menjadi pengingat akan sejarah panjang berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan Bangsa Indonesia. Setiap elemen dari busana gagrak, mulai dari blangkon yang melingkar di kepala, surjan atau kebaya sebagai baju atasan, jarik yang dililitkan di pinggang, hingga selop sebagai alas kaki, memiliki filosofi dan makna tersendiri yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kerendahan hati, kesederhanaan, dan kebijaksanaan yang harus dimiliki setiap manusia. Sejak bulan Januari 2024, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara resmi menetapkan penggunaan baju gagrak pada setiap hari Kamis Pon sebagai pengganti hari Kamis Pahing yang sebelumnya berlaku, perubahan ini didasarkan pada kajian akademis dan sejarah yang mendalam bahwa hari lahir Daerah Istimewa Yogyakarta jatuh pada tanggal 13 Maret 1755 yang bertepatan dengan hari Kamis Pon ketika Pangeran Mangkubumi mendeklarasikan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Artikel komprehensif ini akan mengupas tuntas segala hal tentang baju gagrak Jogja mulai dari definisi dan sejarah lengkap yang melatarbelakanginya, perbedaan busana untuk pria dan wanita beserta semua komponennya, filosofi mendalam di balik setiap elemen pakaian, aturan pemakaian yang benar sesuai tata krama Jawa, hingga informasi praktis tentang di mana bisa membeli atau menyewa baju gagrak dengan harga terjangkau serta rekomendasi toko-toko terpercaya di Yogyakarta.
Apa Itu Pakaian Gagrak di Yogyakarta
Gagrak Ngayogyakarta adalah pakaian adat khas Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan warisan budaya dari Kerajaan Mataram Islam dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Definisi dan Asal Usul
Gagrak dalam bahasa Jawa berarti “cara” atau “gaya”, sehingga Gagrak Ngayogyakarta dapat diartikan sebagai gaya atau cara berpakaian khas Yogyakarta yang telah diturunkan sejak zaman Kasultanan hingga sekarang.
Busana gagrak mencerminkan:
- Identitas budaya masyarakat Yogyakarta
- Kebanggaan atas warisan leluhur
- Nilai-nilai luhur filosofi Jawa
- Tata krama dan kesopanan dalam berpakaian
Sejarah Baju Gagrak Yogyakarta
Awal Mula:
Sejarah baju gagrak tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Perjanjian ini membagi Kerajaan Mataram menjadi dua bagian:
- Kasunanan Surakarta (Surakarta)
- Kasultanan Yogyakarta (Yogyakarta) di bawah Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I
Deklarasi Berdirinya Yogyakarta:
Pada 13 Maret 1755 (Kamis Pon), Pangeran Mangkubumi mendeklarasikan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibu kota Ngayogyakarta. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perpindahan ke Keraton:
Pada 7 Oktober 1756 (Kamis Pahing), Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga berpindah dari Pesanggrahan Ambarketawang di Gamping untuk menempati Keraton Yogyakarta yang baru selesai dibangun. Tanggal ini ditetapkan sebagai HUT Kota Yogyakarta.
Pakai Baju Gagrak Hari Apa
Penggunaan baju gagrak memiliki aturan waktu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah DIY.
Aturan Terkini (2024 – Sekarang)
Hari Wajib: Setiap Kamis Pon
Sejak Januari 2024, Pemerintah DIY secara resmi mengumumkan penyesuaian hari pemakaian baju gagrak dari Kamis Pahing menjadi Kamis Pon.
Alasan Perubahan:
- Berdasarkan kajian akademis dan sejarah yang mendalam
- Tanggal 13 Maret 1755 (hari lahir DIY) jatuh pada Kamis Pon
- Menegakkan keakuratan sejarah
- Memperkuat hubungan antara tradisi dengan asal-usul sebenarnya
Yang Diwajibkan Mengenakan Baju Gagrak
1. Aparatur Sipil Negara (ASN)
- Di lingkup Pemerintah Provinsi DIY
- Pemerintah Kabupaten se-DIY
- Pemerintah Kota se-DIY
2. Pelajar dan Mahasiswa
- SMA dan SMK (kewenangan provinsi)
- SD dan SMP (jika Pemkab/Pemkot mengeluarkan edaran)
- Universitas (disesuaikan kebijakan masing-masing kampus)
3. Masyarakat Umum (Himbauan)
- Tidak diwajibkan, tetapi sangat dianjurkan
- Sebagai bentuk kecintaan pada budaya daerah
- Memperkuat identitas sebagai warga Yogyakarta
Kalender Pasaran Jawa
Untuk mengetahui kapan jatuhnya Kamis Pon, perlu memahami kalender Jawa yang memiliki 5 pasaran:
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Siklus 5 pasaran ini berputar terus, sehingga Kamis Pon jatuh setiap 35 hari sekali (7 hari x 5 pasaran).
Cara Mengetahui Kamis Pon:
- Cek kalender Jawa yang biasanya ada di setiap warung atau toko
- Gunakan aplikasi kalender Jawa di ponsel
- Lihat pengumuman resmi dari Pemda DIY
Busana Gagrak Yogyakarta Putra (Pria)
Baju gagrak untuk pria memiliki komponen lengkap dengan filosofi di setiap elemennya.
Komponen Busana Gagrak Pria
1. Blangkon dengan Mondol
- Deskripsi: Tutup kepala tradisional Jawa yang dilipat dengan teknik khusus
- Mondol: Tonjolan di bagian belakang blangkon yang menggambarkan ikatan rambut zaman dahulu
- Filosofi: Mengajarkan manusia untuk tetap rendah hati meski memiliki kedudukan tinggi
- Warna: Hitam (paling umum), cokelat, atau navy
- Bahan: Kain batik atau polos
2. Surjan atau Beskap
- Deskripsi: Baju atasan berkancing depan dengan kerah tegak
- Jenis:
- Surjan Lurik: Motif garis-garis sederhana (untuk rakyat biasa)
- Surjan Kembangan: Motif bunga (untuk bangsawan/keraton)
- Filosofi: Manusia dapat menerangi sekitarnya dengan tindakan dan perilaku yang baik
- Warna: Hitam, cokelat, navy, atau sesuai motif batik
- Bahan: Katun, lurik, atau batik
3. Jarik (Kain Batik Panjang)
- Deskripsi: Kain panjang yang dililitkan di pinggang
- Cara Pakai: Dililitkan dari kiri ke kanan, ujung kain digantung di depan
- Filosofi: “Aja Serik” – jangan iri pada keberhasilan orang lain
- Motif: Parang, kawung, truntum, atau motif batik lainnya
- Ukuran: Biasanya 2-2,5 meter
4. Stagen (Ikat Pinggang Dalam)
- Deskripsi: Kain panjang yang dililitkan erat di pinggang bagian dalam sebagai penyangga jarik
- Fungsi: Menahan jarik agar tidak lepas, menyangga perut
- Filosofi: Menjaga diri agar tetap pada koridor yang benar
- Warna: Putih atau hitam
- Bahan: Kain mori atau katun
- Panjang: 3-4 meter
5. Sabuk atau Timang
- Deskripsi: Ikat pinggang luar sebagai aksen
- Jenis:
- Sabuk kulit sederhana
- Timang (sabuk kain batik yang diikatkan)
- Warna: Sesuai dengan warna surjan atau jarik
- Filosofi: Pengingat untuk selalu menjaga diri dan tindakan
6. Keris (Opsional)
- Deskripsi: Senjata tradisional yang diselipkan di pinggang belakang
- Filosofi: Simbol kehormatan, kejantanan, dan penjagaan diri
- Catatan: Tidak wajib untuk penggunaan sehari-hari, lebih untuk acara resmi
7. Selop atau Sepatu Pantofel
- Deskripsi: Alas kaki tanpa tali
- Jenis: Selop kulit tradisional atau sepatu pantofel hitam
- Filosofi: Mengajarkan kesederhanaan dan kemudahan dalam melangkah
Variasi Busana Pria
Formal (Acara Resmi):
- Surjan batik motif mewah
- Jarik batik berkelas (parang, kawung)
- Blangkon batik
- Keris lengkap
- Sepatu pantofel
Kasual (Sehari-hari):
- Surjan lurik sederhana
- Jarik polos atau motif simpel
- Blangkon polos
- Tanpa keris
- Selop
Busana Garak Yogyakarta Putri (Wanita)
Busana gagrak untuk wanita memiliki keanggunan tersendiri dengan komponen yang berbeda dari pria.
Komponen Busana Gagrak Wanita
1. Kebaya
- Deskripsi: Baju atasan wanita dengan potongan pas badan, berkancing depan
- Jenis:
- Kebaya kutubaru (model pendek, pas badan)
- Kebaya encim (model panjang hingga panggul)
- Kebaya kartini (model sederhana)
- Warna: Putih, krem, pastel, atau warna cerah sesuai selera
- Bahan: Brokat, satin, katun, atau kombinasi
- Filosofi: Melambangkan kesopanan dan keanggunan wanita Jawa
2. Kain Batik Panjang (Tapih)
- Deskripsi: Kain batik yang dililitkan sebagai rok
- Cara Pakai: Dililitkan dengan wiron (lipatan kain) di depan tengah
- Motif: Parang, kawung, truntum, semen, atau motif lainnya
- Ukuran: 2-2,5 meter
- Warna: Disesuaikan dengan kebaya (matching atau kontras)
3. Stagen
- Fungsi: Mengikat kain batik agar tidak lepas
- Bahan: Kain mori atau katun elastis
- Warna: Putih, krem, atau hitam
- Panjang: 3-4 meter
4. Selendang atau Sampur
- Deskripsi: Kain panjang yang diselempangkan di bahu
- Cara Pakai: Diselempangkan dari bahu kanan/kiri melewati dada
- Bahan: Batik halus atau brokat
- Warna: Matching dengan kain atau kontras
- Filosofi: Melambangkan kelembutan dan keanggunan
5. Bros atau Peniti Hias
- Fungsi: Mengunci kebaya di bagian dada
- Jenis: Bros tradisional, bros berlian, atau peniti hias
- Posisi: Di tengah dada atas
6. Sanggul (Konde)
- Deskripsi: Rambut yang diikat dan dibentuk menjadi sanggul di belakang kepala
- Jenis:
- Sanggul bokor (bulat besar)
- Sanggul tekuk (memanjang ke belakang)
- Sanggul pusung tagel (tradisional keraton)
- Aksesori: Bunga melati, tusuk konde, atau hiasan rambut
7. Bunga Melati (Opsional)
- Deskripsi: Rangkaian bunga melati yang disematkan di sanggul
- Jumlah: 3, 5, atau 7 kuntum (angka ganjil)
- Filosofi: Kesucian, keharuman, dan kesederhanaan
8. Sepatu atau Selop
- Jenis: Sepatu pantofel tertutup atau selop kulit
- Warna: Hitam, krem, atau sesuai kebaya
- Model: Sederhana, tidak bertumit tinggi
Variasi Busana Wanita
Formal (Acara Resmi):
- Kebaya brokat mewah
- Kain batik motif klasik (parang, kawung)
- Sanggul lengkap dengan bunga melati
- Perhiasan lengkap
- Sepatu tertutup
Kasual (Sehari-hari):
- Kebaya katun sederhana
- Kain batik motif modern
- Sanggul simpel atau rambut diikat biasa
- Tanpa perhiasan berlebihan
- Selop
Baju Gagrak Jogja Anak Perempuan
Busana gagrak untuk anak perempuan pada dasarnya sama dengan orang dewasa, namun dengan penyesuaian.
Komponen untuk Anak Perempuan
1. Kebaya Anak
- Model lebih sederhana dan tidak terlalu ketat
- Warna cerah dan ceria (pink, biru muda, kuning)
- Bahan lebih nyaman (katun, tidak brokat tebal)
2. Kain Batik
- Ukuran disesuaikan dengan tinggi anak (1,5-2 meter)
- Motif lebih ceria dan tidak terlalu formal
- Dililitkan dengan bantuan orang tua
3. Rambut
- Tidak perlu sanggul rumit
- Bisa dikepang atau diikat kuncir
- Dihias dengan pita atau jepitan lucu
4. Sepatu
- Sepatu anak yang nyaman
- Warna matching dengan kebaya
- Tidak perlu selop formal
Tips Memilih Baju Gagrak Anak
- Pilih bahan yang nyaman dan tidak panas
- Ukuran agak longgar agar anak bebas bergerak
- Hindari aksesori tajam atau berbahaya
- Warna cerah agar anak semangat memakainya
- Kebaya dengan kancing praktis (bukan kancing kecil yang sulit)
Harga Baju Gagrak Jogja
Harga baju gagrak bervariasi tergantung kualitas bahan, detail, dan apakah membeli atau menyewa.
Harga Beli Baju Gagrak
Busana Pria:
- Paket Lengkap (Blangkon, Surjan, Jarik, Stagen, Sabuk):
- Kualitas Standar: Rp 300.000 – Rp 500.000
- Kualitas Menengah: Rp 500.000 – Rp 1.000.000
- Kualitas Premium (Batik Tulis): Rp 1.500.000 – Rp 5.000.000+
Busana Wanita:
- Paket Lengkap (Kebaya, Kain Batik, Stagen, Selendang):
- Kualitas Standar: Rp 400.000 – Rp 700.000
- Kualitas Menengah: Rp 700.000 – Rp 1.500.000
- Kualitas Premium (Kebaya Brokat Mewah): Rp 2.000.000 – Rp 10.000.000+
Busana Anak:
- Paket Lengkap:
- Kualitas Standar: Rp 200.000 – Rp 400.000
- Kualitas Menengah: Rp 400.000 – Rp 800.000
Harga Sewa Baju Gagrak
Busana Pria:
- Sewa per hari: Rp 75.000 – Rp 150.000
- Sewa paket (3 hari): Rp 150.000 – Rp 300.000
Busana Wanita:
- Sewa per hari: Rp 100.000 – Rp 200.000
- Sewa paket (3 hari): Rp 200.000 – Rp 400.000
Busana Anak:
- Sewa per hari: Rp 50.000 – Rp 100.000
- Sewa paket: Rp 100.000 – Rp 200.000
Toko Baju Gagrak Jogja
Berikut rekomendasi toko-toko terpercaya di Yogyakarta untuk membeli atau menyewa baju gagrak.
Toko Offline di Yogyakarta
1. Pasar Beringharjo
- Lokasi: Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 16, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta
- Spesialisasi: Pusat batik dan busana tradisional terlengkap
- Harga: Mulai Rp 200.000 (standar) hingga jutaan (premium)
- Kelebihan: Pilihan sangat banyak, bisa tawar-menawar
- Tips: Datang pagi agar lebih leluasa memilih
2. Kampung Batik Kauman
- Lokasi: Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta (dekat Keraton)
- Spesialisasi: Batik tulis dan batik cap berkualitas
- Harga: Rp 500.000 – Rp 10.000.000 (batik tulis asli)
- Kelebihan: Kualitas terjamin, langsung dari pengrajin
3. Mirota Batik
- Lokasi: Jalan Jenderal Ahmad Yani 9, Yogyakarta (dekat Malioboro)
- Spesialisasi: Batik modern dan tradisional, busana jadi
- Harga: Rp 300.000 – Rp 3.000.000
- Kelebihan: Toko besar, AC, nyaman, harga pas (tidak tawar-menawar)
4. Hamzah Batik
- Lokasi: Jalan Mataram, Tegal Panggung, Danurejan, Yogyakarta
- Spesialisasi: Batik dan busana adat
- Harga: Rp 250.000 – Rp 5.000.000
5. Batik Winotosastro
- Lokasi: Jalan Tirtodipuran, Mantrijeron, Yogyakarta
- Spesialisasi: Batik cap dan tulis tradisional
- Harga: Rp 400.000 – Rp 8.000.000
Toko Sewa Busana
1. Griya Busana Adat Jogja
- Lokasi: Berbagai cabang di Yogyakarta (cari di Google Maps)
- Harga Sewa: Rp 75.000 – Rp 250.000 per hari
- Fasilitas: Lengkap dengan rias dan foto (paket tertentu)
2. Rental Busana Tradisional Jogja
- Lokasi: Jalan Kusumanegara, Yogyakarta
- Harga Sewa: Rp 100.000 – Rp 300.000
- Kelebihan: Koleksi lengkap, kondisi terawat
3. Studio Foto Anggun Jogja
- Lokasi: Sekitar kawasan Malioboro
- Paket: Sewa baju + foto + rias mulai Rp 300.000
Toko Online
1. Tokopedia & Shopee
- Cari dengan kata kunci: “Baju Gagrak Jogja”, “Surjan Yogyakarta”, “Kebaya Jogja”
- Harga: Mulai Rp 150.000 (ready stock) hingga jutaan (custom)
- Tips: Pilih seller dengan rating tinggi dan banyak review
2. Instagram
- @bajugagrakjogja – Jual baju gagrak ready stock dan custom
- @batikjogjamurah – Batik dan busana adat
- @sewabajujogja – Rental busana tradisional
Jual Baju Gagrak Jogja Terdekat
Cara termudah menemukan toko baju gagrak terdekat dengan lokasi Anda.
Tips Mencari Toko Terdekat
1. Gunakan Google Maps:
- Buka Google Maps
- Ketik: “Toko Batik Jogja” atau “Baju Adat Yogyakarta”
- Filter “Terdekat” atau “Buka sekarang”
- Lihat rating dan review
2. Tanya Warga Lokal:
- Tanyakan kepada warga sekitar atau tukang ojek
- Biasanya mereka tahu toko yang bagus dan harga terjangkau
3. Kunjungi Pasar Tradisional:
- Pasar Beringharjo (paling lengkap)
- Pasar Ngasem (dekat Keraton)
- Pasar Kranggan
4. Area Wisata:
- Di sekitar Malioboro, Keraton, dan kawasan wisata biasanya banyak toko batik dan busana adat
Apa Nama Baju yang Dipakai Sunan Kalijaga
Pertanyaan ini sering muncul karena Sunan Kalijaga adalah salah satu Wali Songo yang sangat berpengaruh di Jawa, termasuk Yogyakarta.
Busana Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga, sebagai tokoh penyebar agama Islam di Jawa, mengenakan busana yang mencerminkan perpaduan antara budaya Islam dan Jawa:
1. Surban (Destar)
- Kain panjang yang dililitkan di kepala
- Simbol ulama dan kesucian
2. Jubah atau Gamis
- Baju panjang hingga mata kaki
- Warna putih, hijau, atau cokelat
- Menunjukkan kesederhanaan
3. Sarung atau Kain
- Dililitkan di pinggang
- Kadang dikombinasikan dengan jubah
4. Tongkat atau Kayu
- Sebagai penopang saat berjalan
- Simbol kebijaksanaan
Hubungan dengan Baju Gagrak:
Meskipun berbeda, busana Sunan Kalijaga mempengaruhi perkembangan busana Jawa dengan memadukan unsur Islam (kesopanan, kesederhanaan) dengan tradisi lokal, yang kemudian berkembang menjadi busana gagrak Yogyakarta modern.
Apa perbedaan baju gagrak Jogja dan Solo?
Baju gagrak Jogja (Ngayogyakarta) dan Solo (Surakarta) memiliki perbedaan meski sama-sama berasal dari Kerajaan Mataram. Gagrak Yogyakarta menggunakan blangkon dengan mondol (tonjolan belakang), surjan atau beskap dengan kancing depan tertutup rapat, jarik dililitkan dengan ujung digantung di depan, dan cenderung lebih sederhana mencerminkan kesahajaan. Gagrak Solo menggunakan blangkon tanpa mondol atau dengan mondol lebih kecil, beskap dengan model lebih terbuka, jarik dengan wiron (lipatan) lebih rumit, dan cenderung lebih mewah mencerminkan kemegahan. Perbedaan ini muncul sejak Perjanjian Giyanti 1755 yang membagi Mataram menjadi dua kasultanan dengan identitas budaya masing-masing.
Berapa harga sewa baju gagrak untuk satu hari?
Harga sewa baju gagrak untuk satu hari bervariasi tergantung kualitas dan kelengkapan. Untuk pria berkisar Rp 75.000 – Rp 150.000 sudah termasuk blangkon, surjan, jarik, dan aksesori lengkap. Untuk wanita sekitar Rp 100.000 – Rp 200.000 termasuk kebaya, kain batik, selendang, dan aksesoris. Untuk anak lebih murah sekitar Rp 50.000 – Rp 100.000. Paket lengkap dengan jasa rias dan fotografi bisa mencapai Rp 300.000 – Rp 500.000. Harga di toko sekitar Malioboro atau kawasan wisata cenderung lebih mahal dibanding toko di area Pasar Beringharjo atau kampung batik. Booking online via Instagram atau marketplace kadang lebih murah dengan promo.
Di mana tempat terbaik membeli baju gagrak dengan harga terjangkau?
Tempat terbaik membeli baju gagrak dengan harga terjangkau adalah Pasar Beringharjo di Jalan Ahmad Yani, Yogyakarta yang merupakan pusat batik dan busana tradisional terlengkap dengan harga mulai Rp 200.000 untuk paket standar dan bisa ditawar. Kampung Batik Kauman dekat Keraton juga bagus untuk batik berkualitas langsung dari pengrajin dengan harga Rp 300.000 – Rp 500.000 untuk paket lengkap. Untuk yang tidak mau repas tawar-menawar, Mirota Batik menyediakan busana dengan harga pas mulai Rp 300.000 dalam suasana toko modern ber-AC. Belanja online di Tokopedia atau Shopee juga bisa lebih murah dengan banyak promo, pilih seller rating tinggi dengan review bagus.